search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tari Janger Kecak Tumpang Karangasem Pentas Hingga Makassar
Sabtu, 11 Desember 2021, 15:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tari Janger Kecak Tumpang Karangasem Pentas Hingga Makassar

IKUTI BERITAKARANGASEM.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKARANGASEM.COM, KARANGASEM.

Tari Kecak merupakan salah satu tari populer yang sering dipentaskan di Bali. Di Kabupaten Karangasem sendiri tari janger - kecak sempat populer bahkan terbilang berjaya khususnya pada era tahun 1937 silam. 

Pada masa itu, tarian kecak Karangasem yang dinamai Janger - Kecak Tumpang, bahkan pernah pentas hingga ke tanah Makasar, Sulawesi Selatan. 

Para penari yang berasal dari wilayah Banjar Adat Wiryasari Amlapura, Desa Adat Karangasem tersebut berangkat dari Karangasem menuju Makasar dengan cara menaiki kapal laut milik penjajah Belanda. Namun kini, kisah kejayaan tari kecak tumpang khas Bumi Lahar tersebut tinggal cerita. 

Seiring waktu berlalu dan perkembangan zaman, keberadaan tari Kecak tersebut nyaris terlupakan. Terakhir kali, tarian ini dipentaskan oleh sekehe truna - truni Banjar Wiryasari Amlapura saat merayakan ulang tahunnya yang ke-63 tahun di wantilan setempat pada tanggal 28 Oktober 1991. 

Saat itu, jumlah penari Janger Kecak Tumpang sebanyak 28 orang yang terdiri dari kecak 14 orang dan janger sebanyak 14 orang. Untuk pakaian yang digunakan terbilang seperti tari Kecak pada umumnya, hanya saja yang menjadi pembeda seperti namanya ("Tumpang"), di tengah - tengah tarian ada semacam pertunjukan atraksi formasi akrobatik bertingkat ke atas sampai 5-7 susunan penari.

"Ya dari cerita kakek saya, saat itu difasilitasi oleh Raja Karangasem Kecak Tumpang sempat dipentaskan hingga di Makassar, para penari dan pendukung lainnya naik kapal laut milik Belanda dalam perjalanan menuju ke Makasar, di sana saat dipentaskan, kata kakek saya warga sangat antusias menyaksikan," kata I Komang Pasek Antara, warga Banjar Adat Wiryasari Amlapura yang juga merupakan cucu dari salah satu penari Kecak Tumpang tersebut, Sabtu (11/12/2021).

Sebelumnya, Antara juga sempat menelusuri sejarah keberadaan “Janger-Kecak Tumpang” dengan mencoba mencari mantan penarinya tahun 1991 serta narasumber lainnya termasuk para pendirinya yang ikut pentas di Makasar. 

Hanya saja, saat ditelusuri para pendiri yang sempat ikut pentas di Makasar semuanya telah almarhum. Sampai akhirnya menemukan salah satu mantan penarinya yang pernah ikut pentas terakhir pada tahun 1991 lalu bernama I Komang Kresna. Dari sana mantan 

penari ini mengungkapkan bahwa ia dilatih langsung oleh salah seorang penari yang pernah pentas di Makassar. 

Ada pengalaman tak terlupakan  ketika menari terutama pada saat melakukan atraksi metumpang, dimana ia sedikit tegang, namun rasa itu hilang ketika mendengar nyanyian janger yang dilantunkan oleh para penari. 

Selain Krisna, salah satu penari lainnya bernama Ni Wayan Bunadi bahkan mengaku masih ingat syair lagu janger yang dinyanyikan dalam tarian Kecak Tumpang tersebut. Ia juga berharap agar tarian janger-kecak tumpang bisa dilestarikan kembali oleh generasi muda sehingga tidak hilang termakan waktu. 

Senada dengan Keliang Banjar Wiryasari Amlapura, I Made Arnawa, ia menginginkan ada generasi krama banjar bisa melestarikan keberadaan tari tersebut, namun sayangnya para pemain generasi awal sudah semua almarhum sehingga kehilangan jejak, juga kesulitan pelatih yang bisa melatih kecak dan sekaligus jangernya secara maksimal. 

“Mudah - mudahan kecak-janger peninggalan para leluhur bisa diaktifkan kembali, tidak punah dengan bekerjasama dengan sanggar tari yang ada di Karangasem kedepannya," kata Arnawa.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritakarangasem.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Karangasem.
Ikuti kami