Perseroda Jual Beras Lokal, Targetkan ASN dan Tingkatkan Daya Saing Beras Karangasem
Perseroda menjual Beras Lokal dan mentargetkan ASN serta meniingkatkan Daya Saing Beras di Karangasem
GOOGLE NEWS
BERITAKARANGASEM.COM, KARANGASEM.
Dalam upaya meningkatkan daya saing dan memberdayakan hasil pertanian lokal, Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) Karangasem Sejahtera kini terjun ke bisnis jual beli beras. S
ejak empat bulan terakhir, Perseroda telah memasarkan beras yang diserap langsung dari petani di Kabupaten Karangasem, Bali, yang dikenal sebagai Gumi Lahar.
Direktur Perseroda Karangasem Sejahtera, I Wayan Sutama, menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan untuk mendorong penggunaan beras lokal di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berada di lingkungan pemerintah Karangasem.
Baca juga:
Bali Tingkatkan Kualitas Pariwisata Berkelanjutan melalui Kebijakan Pungutan Wisatawan Asing (PWA)
"Beras yang dijual Perseroda berasal dari hasil panen petani lokal. Kami ingin mengangkat citra beras Karangasem, yang selama ini kurang mendapat perhatian," ungkap Sutama, Jumat (25/10).
Perseroda membeli beras dari petani lokal seharga Rp13 ribu per kilogram, kemudian mengemasnya untuk dijual kepada ASN seharga Rp14 ribu per kilogram.
Sutama menjelaskan bahwa fokus pemasaran kepada ASN tidak akan mengganggu usaha warga yang berjualan beras melalui warung dan toko sembako karena distribusinya terbatas.
"Penjualan ini tidak akan berdampak pada usaha masyarakat, karena pasar kami hanya kalangan ASN dan bukan untuk masyarakat umum," ujar Sutama.
Saat ini, rata-rata volume penjualan berkisar antara 1 hingga 1,5 ton beras per bulan.
Dari penyertaan modal APBD senilai Rp10 miliar yang diterima pada 2023, Perseroda Karangasem Sejahtera baru memanfaatkan sekitar Rp100 juta untuk usaha beras ini.
Baca juga:
Gede Krisna Angga Wiguna Berharap Beasiswa untuk Melanjutkan Sekolah Pasca Kehilangan Ayah
Menurut Sutama, margin keuntungan dari penjualan beras masih kecil, cukup untuk menutupi biaya kemasan dan transportasi. Gaji karyawan, sementara itu, diambil dari bunga modal yang diinvestasikan.
"Keuntungan dari penjualan beras sejauh ini belum signifikan, lebih banyak untuk biaya operasional seperti kemasan dan pengiriman. Untuk gaji dan kebutuhan lainnya, kami memanfaatkan bunga modal," jelasnya.
Selain beras, Perseroda juga tengah merencanakan ekspansi ke sektor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pengelolaan Pelabuhan Rakyat Padangbai.
Namun, rencana ini masih dalam tahap studi akademis, sehingga belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, produksi beras tahunan di wilayah ini mencapai 42.683,68 ton pada akhir 2023.
Namun, kebutuhan beras Karangasem berada di angka 60.534,52 ton, sehingga terdapat defisit sekitar 17.850,24 ton yang harus dipenuhi dengan suplai dari luar daerah.
"Kekurangan ini selama ini masih diatasi dengan suplai dari luar Karangasem," ujar Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, I Nyoman Siki Ngurah.
Editor: Aka Kresia
Reporter: bbn/rls