search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Desa Adat Selat Gelar Tradisi Siat Sarang, Ini Tujuannya
Senin, 31 Januari 2022, 22:20 WITA Follow
image

beritabali/ist/Desa Adat Selat Gelar Tradisi Siat Sarang, Ini Tujuannya.

IKUTI BERITAKARANGASEM.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKARANGASEM.COM, SELAT.

Tradisi Siat Sarang di Desa Adat Selat, Karangasem kembali digelar jelang Hari Raya Usaba Dimel yang akan berlangsung pada 3 Februari 2022 mendatang.

Dari pantauan media, sebelum tradisi siat sarang dimulai, terlihat sejumlah warga dan pemuda mengumpulkan sarang yang telah di upacarai dari masing - masing rumah warga menuju pertigaan pasar selat. 

Setelah terkumpul, pemuda yang hadir mengikuti tradisi tersebut dibagi menjadi dua kelompok, kelompok sisi selatan tidak memakai baju dan kelompok di sisi utara tetap memakai baju. 

Sebelum tradisi siat sarag dimulai, tokoh desa adat setempat nampak hadir di tengah - tengah dua kelompok pemuda dan memberikan penjelasan serta aba - aba dimulainya tradisi Siat Sarang. 

Menurut Kelian Ngukuin Desa Adat Selat, Jero Mangku Wayan Gede Mustika, ritual atau tradisi Siat Sarang merupakan rangkaian aci petabuhan yang bermakna sebagai pecaruan atau Nyomia Bhuana Agung dan Alit yang dilaksanakan hari ini, Senin (31/01/2022). 

"Siat sarang ini diperuntukkan khusus untuk Nyomia Bhuana Alit, krama yang secara tulus sadar memerangi mengendalikan hawa nafsu yang menyerupai perilaku bhuta kala agar mampu dikendalikan supaya betul - betul menjadi pikiran tulus dan suci menyambut upacara usaba dimel tiga hari mendatang, " ujarnya. 

Ia menjelaskan, inti dari tradisi Siat Sarang tersebut adalah pengendalian diri, sarang yang dilempar memiliki makna melepas hawa nafsu yang ada di dalam hati serta melepas perilaku Sadripu yang ada dalam diri masing masing sehingga pada saat upacara usaba sudah betul betul somia. 

Sementara itu, untuk sarang yang dipergunakan sendiri, merupakan sarang yang sebelum sudah dipergunakan sebagai alas membuat jajan yang akan dihaturkan saat usaba.

Sebelum dipergunakan dalam tradisi Siat Sarang, Sarang terlebih dulu diupacarai, sejumlah sarana pelengkap dalam upacara petabuhan seperti tenge - tenge yang berisi gambar bhutakala dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam sarang lalu diupacarai ditaruh didepan rumah, sebelum nantinya dikumpulkan. 

"Ini tujuan agar hawa nafsu bhuta kala dikumpulkan untuk diberikan labaan di bale agung, sehingga itu keluar dan bisa dikendalikan, kemudian disini kembali dilepas melalui Tradisi Siat Sarang," terang Mangku Gede Mustika.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritakarangasem.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Karangasem.
Ikuti kami