Warga Bukit Galah Dibekali Pengetahuan Kebencanaan
GOOGLE NEWS
BERITAKARANGASEM.COM, KARANGASEM.
Berada di kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Agung, warga Desa Adat Bukit Galah diberikan pemahaman terkait dengan kebencanaan.
Sosialisasi kebencanaan tersebut merupakan program Non-fisik TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) ke - 111 Kodim 1623/Karangasem yang bertempat di Wantilan Desa Sebudi, Banjar Dinas Sebudi, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem pada Rabu (7/7/21).
Dalam kesempatan tersebut, PLT Kalaksa BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa dihadirkan sebagai narasumber dari BPBD Kabupaten Karangasem.
Di hadapan masyarakatmasyarakat yang mengikuti acara sosialisasi tersebut, Arimbawa memberikan materi terkait penanggulangan terhadap bencana dan antisipasi adanya bencana sejak dini serta menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan kebencanaan.
Selain itu juga dijelaskan berbagai jenis Bencana alam antara diantaranya Bencana Alam Gunung meletus, tanah longsor, gempa Bumi Bencana, sedangkan bencana Non Alam yaitu kebocoran pipa gas, Pandemi Covid-19, dan Bencana Sosial meliputi konflik sosial di masyarakat yang menimbulkan pengungsian.
Nah mengingat wilayah Desa Sebudi berada di KRB, ia memeberikan sedikit wawasan terkait Bencana Alam Gunung berapi. Untuk bencana Gunung Api di tandai dengan meningkatnya suhu di sekitar gunung sehingga menyebabkan turunnya binatang dari puncak gunung disertai terjadinya gempa vulkanik berturut turut.
Adapun hasil letusan gunung berapi yaitu Gas Vulkanik, Larva, Aliran pasir serta batu panas, Lahar, hujan Abu dan awan panas. Bencana gunung berapi salah satunya terjadi di Wilayah Karangasem pada bulan September 2017 lalu. Saat itu BPBD Karangasem melaksanakan langkah - langkah penanggulangan kebencanaan diantaranya membangun tenda-tenda pengungsian dan melaksanakan evakuasi terhadap masyarakat termasuk hewan ternak milik masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana.
Adapun Langkah yang disiapkan oleh BPBD Karangasem untuk kesiapsiagaan bencana, pertama dengan mendirikan alat peringatan kebencanaan, melaksanakan dan membuka jalan evakuasi, menyiapkan barang barang penting dalam 1 tas untuk kesiapsiagaan Bencana, menyiapkan dan koordinasi dengan Desa adat/Dinas tentang tanda tanda peringatan kebencanaan.
Dan yang paling terpenting Langkah yang disiapkan apabila terjadi Bencana Gunung Berapi yaitu Segera berlindung di dalam rumah, mencari informasi sebanyak mungkin tentang bencana yang terjadi, Ikuti intruksi dari lembaga terkait dan berwenang, Jika tidak menemukan tempat berlindung cari tempat ketinggian, Jauhi Sungai, lereng gunung Jurang dan aliran lahar, Selalu Gunakan Masker.
Memakai alat Bantu pernapasan dan kain lembab, Jangan menggunakan lensa kontak, Jangan menyebrangi wilayah yang tertutup lahar.
"Yang paling penting tetap tenang dan jangan panik, segera mengungsi apabila ada himbauan dari aparat terkait," kata Arimbawa.
Lebih lanjut dijelaskan Langkah setelah selesai erupsi Gunung Berapi yaitu Tetap tenang di dalam rumah sampai ada informasi keadaan aman dari lembaga terkait, Selalu konsumsi air minum dalam kemasan karena air tanah terkontaminasi, Hindari menggunakan kendaraan roda dua karena abu vulkanik masih ada.
Segera bersihkan abu vulkanik dari atap rumah sehingga tidak menimbulkan bencana jebolnya atap rumah akibat sisa abu vulkanik, dan upaya penanggulangan letusan Gunung Api oleh pemerintah diantaranya Melaksanakan pemantauan secara terus menerus dengan memasang alat pendeteksi kegempaan seismograf.
"Tanggap Darurat oleh PVMBG ketika terjadi peningkatan status, Selalu melaksanakan sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat didaerah rawan, serta Pemasangan alat alat himbauan tentang kebencanaan," ungkapnya.
Selain bencana Gunung berapi juga di wilayah Karangasem perlu diwaspadai bencana Gempa Bumi mengingat bencana gempa bumi ini tidak dapat dideteksi sebelumya sehingga diharapkan kepada masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi bencana Gempa Bumi dengan mengambil langkah segera berlindung dibawa meja yang kokoh, lindungi kepala, jauhi kaca sehingga terhindar dari bahaya runtuhan bangunan.
"Saya berharap kepada masyarakat diwilayah Bukit Galah untuk tetap siaga dan waspada mengingat aktivitas Gunung Agung belum kembali ke level Normal saat ini masih level 2 agar selalu waspada," tandas Arimbawa.
Editor: Robby Patria
Reporter: bbn/tim