search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cerita Penyintas Covid-19 di Karangasem, Tertular Meski Sudah Terapkan Prokes
Minggu, 27 Juni 2021, 17:05 WITA Follow
image

Cerita penyintas covid-19 di Karangasem

IKUTI BERITAKARANGASEM.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKARANGASEM.COM, KARANGASEM.

Pengalaman menjadi seorang pasien isolasi di Rumah Sakit selama 21 hari akibat terpapar Covid-19 tak akan pernah dilupakan oleh I Wayan Sadiada sampai kapanpun.

Pria berusia 47 tahun asal Desa Jungsri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem ini bisa dikatakan lebih disiplin dari pada yang lainnya dalam hal menerapkan protokol kesehatan. Menjaga jarak dan memakai masker tak hanya ia terapkan ketika berada di luar rumah, ia juga menerapkan hal yang sama saat berada di dalam rumah termasuk ketika berinteraksi dengan anggota keluarganya.

Hanya saja, meski telah menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, virus asal wuhan tersebut juga tetap saja mendapatkan celah dan menyusup kedalam tubuhnya. 

Kepada wartawan Minggu, (27/06/2021), I Wayan Sadiada berkesempatan berbagi pengalaman tentang bagaimana perjalannya dari seseorang yang sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan hingga bisa terpapar virus Corona tersebut.

Melalui sambungan telepon, ia menceritakan bahwa dinyatakan positif covid-19 pada bulan Agustus tahun 2020 silam. Diawali dengan rasa nyeri dan pegal di sekujur tubuhnya ia mengira riwayat penyakit pengecilan ginjalnya kumat, karena pada waktu itu juga kebetulan jadwal kontrol  setiap tahunnya atas penyakit tersebut tiba.

"Saya kira riwayat Ginjal mengecil saya yang kambuh karena biasanya saya rutin kontrol setiap tahun sekali dan kebetulan waktu itu jadwal saya cek lab ginjal saya, tetapi ternyata hasil cek lab saat itu menunjukkan ginjal saya baik - baik saja tidak ada masalah," ujar Sadiada di awal pembicaraan.

Nah dua hari setelah kontrol tersebut tepatnya tanggal 25 Agustus 2021, ia mulai mengalami demam, suhu tubuhnya terus meningkat mulai dari 38 derajat celsius terus naik ke 39 derajat hingga dihari ketiga sampai 40 derajat celsius serta mulai mengalami gejala anosmia.

Saat itu juga, Sadiada kemudian menghubungi dokter yang biasa menanganinya, di sana ia lantas menyampaikan keluhannya dan akhirnya dianjurkan untuk memeriksakan diri lebih lanjut.

"Saya langsung datang ke UGD dan langsung di cek swab, besoknya hasil Swab keluar dan ternyata saya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19," ungkapnya.

Mulai saat itu juga ia langsung menjalani perawatan isolasi di salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Karangasem. Di hari ketiga menjalani isolasi atau hari ketujuh sejak mulai timbul gejala demam, kondisi Sadiada mulai drop. Selain nafas yang kurang nyaman, ia juga mengalami halusinasi cukup parah, dimana ia merasakan seolah - olah berbagai kejadian di masa lalunya kembali terjadi.

Kondisi tersebut terjadi hampir setiap saat ketika ia memejamkan matanya, sehingga membuatnya kesulitan untuk tidur. Tak sampai di sana, efek dari susah tidur membuatnya mengalami sakit kepala parahnya riwayat penyakit asam uratnya juga ikut kambuh hingga sempat membuat Sadiada tidak mampu untuk berjalan.

"Saat - saat itu benar - benar sulit dibayangkan, belum lagi merasakan sakitnya disuntik obat pengencer darah pada bagian perut," terang Sadiada.

Begitu menginjak hari ke-10, kondisi Sadiada mulai membaik, selain obat - obatan medis, ia juga mengonsumsi obat herbal untuk meningkatkan imun tubuhnya. Secara perlahan, ia mulai kembali merasakan rasa dan mencium bau, bahkan menginjak hari ke-13 nafsu makannya mulai kembali dan sudah merasa sehat di hari ke-15. 

Namun karena saat itu menunggu prosedur Swab sehingga hari ke-21 ia dinyatakan negatif.  Ditanya dimana kira - kira terpapar virus tersebut, Sadiada memperkirakan ia tertular dari kakaknya yang bekerja di koperasi, ia sempat berbicara dengan kakaknya tersebut sebelum munculnya gejala awal. 

Belakangan bahkan diketahui juga bahwa kakaknya itu sempat demam sebelum berbicara dengannya namun disembunyikan tetapi tiga hari setelah ia diopname kondisi kakaknya memburuk dan akhirnya menyusul masuk ke Rumah Sakit.

"Padahal saat bicara dengan kakak saya, saya memakai masker, tapi mungkin karena kondisi saya lagi kurang vit sehingga saya tertular virus tersebut," ungkapnya.

Menurut Sadiada, berkaca atas pengalamannya tersebut, saat ini tidak ada pilihan lain lagi selain disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat sekalipun telah menerima suntikan vaksin lengkap. 

"Jangan sampai perjuangan yang telah dilakukan selama ini menjadi sia - sia jika menjelang akhir ini kita kembali abai protokol kesehatan sehingga kasus kembali merebak dan harus mengulang kembali lagi dari nol, seperti yang terjadi dibelahan dunia lainnya," harapnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritakarangasem.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Karangasem.
Ikuti kami